Sunday, October 29, 2023

WASPADA! GANJAR BISA JADI KORBAN HOAX PIDATO BAHASA MANDARIN SELANJUTNYA MENGGUNAKAN AI



JAKARTA- Media sosial kembali dihebohkan dengan beberapa konten deepfake yang beredar. Salah satunya video Presiden Jokowi yang menjadi sasaran konten deepfake.

Video Jokowi berpidato Bahasa Mandarin viral di media sosial. Terlihat Jokowi yang seakan-akan mahir berbahasa Mandarin berbicara di depan podium. Akan tetapi video yang beredar di media sosial itu buru-buru ditepis oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Kemkominfo mengatakan bahwa video tersebut merupakan rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) “deepfake”.

Merujuk dari laman softwarelab, Deepfake merupakan produk kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) khususnya pembelajaran algoritme mendalam yang memiliki kemampuan untuk membuat konten palsu yang sangat terlihat realistis seperti halnya gambar, video, dan audio.

Media yang dihasilkan dari AI tersebut sangat meyakinkan sehingga sangat sulit dibedakan dari gambar atau suara yang sebenarnya.

Proses pembuatan deepfake melibatkan penggunaan teknik pembelajaran mesin tingkat lanjut, seperti generative adversarial network (GAN) dan autoencoder untuk membuat dan menyempurnakan konten palsu.

Pembuatan deepfake bisa dilakukan dengan mudah dan singkat berkat bantuan alat-alat seperti Deep Art Effects, Deepswap, Deep Video Portraits, FaceApp, FaceMagic, MyHeritage, Wav2Lip, Wombo, dan Zao.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menemukan metode deteksi dan pencegahan yang efektif terhadap kecerdasan buatan tersebut.

Merujuk dari Kapersky teknik manipulasi yang dihasilkan deepfake bisa digunakan untuk mempengaruhi situasi dan opini publik menjelang pemilu 2024. “Ancaman digital berupa SMS, email phishing, video palsu, dan situs berbahaya harus diantisipasi pada musim pemilu di Indonesia tahun depan," kata Kepala Urusan Pemerintahan dan Kebijakan Publik Kaspersky Wilayah Asia-Pasifik, Jepang, Timur Tengah, Turki dan Afrika, Genie Sugene Gan, dalam siaran pers di Jakarta.

Penelitian Kaspersky juga mengungkapkan bahwa terdapat permintaan yang signifikan terhadap deepfake. Dalam beberapa kasus, terdapat kemungkinan permintaan deepfake dari individu terhadap target tertentu seperti selebriti atau tokoh politik.

Hal pertama yang harus dilakukan agar terhindar dari deepfake adalah pastikan karyawan dan keluarga mengetahui cara kerja deepfake dan tantangan yang dapat ditimbulkannya. Lalu, edukasi diri sendiri dan orang lain tentang cara mengenali deepfake.

Selain itu, gunakan sumber berita yang berkualitas terkait pemilu. Jangan sebar berita atau informasi yang berasal dari sumber abal-abal.

0 comments:

Post a Comment