Tuesday, January 9, 2024

GANJAR AKAN BIKIN BENTENG PERTAHANAN NUSANTARA SEBAGAI SEBUAH KESATUAN



JAKARTA- Calon Presiden (Capres) Nomor urut 3 Ganjar Pranowo akan membangun sistem pertahanan nasional dengan sistem yang berlapis dan menjadikan benteng pertahanan nusantara sebagai sebuah kesatuan.

Dalam Debat Capres ketiga yang berlangsung di Senayan, Jakarta, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa sistem pertahanan Indonesia harus bisa mengantisipasi pertarungan global antara Amerika Serikat dengan China.

Oleh sebab itu, sistem pertahanan Indonesia harus sudah masuk ke dalam 5.0 dengan teknologi sakti dengan rudal hipersonik, senjata siber dan sensor kuantum dan sistem senjata otonom.

"itu bisa dilakukan kalau anggaran dari Kemenhan 1-2 persen dari PDB sehingga MEF (Minimum Essential Force) kita bisa tercapai. Karena ini yang mengerikan, di 2024 saya khawatir ini tidak akan tercapai," jelas Ganjar, Minggu (7/1/2024).

Ganjar mengatakan bahwa persoalan luar negeri menjadi salah satu hal penting bagi Indonesia. "Politik luar negeri adalah alat untuk negosiasi terhadap dunia luar tapi kepentingan nasional harus nomor utama," kata Ganjar.

Kenapa penting, sambung Ganjar, menurutnya politik luar negeri harus bisa meredefinisi kepentingan politik bebas aktif. "Penting karena kita perlu karena memilah dan memprioritaskan keinginan dari bangsa dan rakyat, rakyat butuh lapangan kerja. Kita harus memperkuat infrastruktur diplomasi kita, jelas Ganjar.

Pada kesempatan tersebut, Ganjar juga menyampaikan bahwa Indonesia selalu setia pada kesepakatan yang diambil. "Seperti ini kemerdekaan Palestina yang kita dukung terus menerus," tegasnya.

Selain itu, Ganjar juga menyorot krisis iklim yang melanda dunia saat ini. "Akan kita selesaikan dengan membawa pola diplomasi luar negeri," ucapnya.


Di global, sebenarnya sejumlah negara memiliki senjata hipersonik. Selain Amerika Serikat (AS), Rusia, China, dan Korea Utara (Korut).

Menurut US Congressional Research Service (CRS) tahun 2022, Rusia dipandang sebagai negara paling maju di bidang ini. Sementara China juga secara agresif mengembangkan teknologinya, CRS juga mengatakan Prancis, Jerman, Australia, India, dan Jepang juga telah mengerjakan hipersonik. Sedangkan Iran, Israel, dan Korea Selatan (Korsel) telah melakukan penelitian dasar tentang teknologi tersebut.

Dikutip dari data Defense News di pertengahan 2023, setidaknya ada empat negara Asia yang memiliki senjata hipersonik.

Pertama adalah India. Proyek rahasia dikenal dengan DURGA II (Directionally Unrestricted Ray-Gun Array).

Lalu kedua adalah China. Negeri Xi Jinping itu diketahui telah menginvestasikan sumber daya kedalam penelitian senjata rudal hipersonik, di antaranya dengan membuat DF-17 HGV pertama kali pada parade militer tahun 2019.

Hal ini juga dilakukan Jepang. Negara Samurai Biru ini mengerjakan senjata hipersonik sejak akhir tahun 2010an dengan dua sistem kelas hipersonik seperti HCM (the hypersonic cruise missile) dan HVGP (the hypervelocity gliding projectile). Korut dan Korsel juga disebut. Perang Korea menjadi penyebab.

0 comments:

Post a Comment