Friday, November 3, 2023

GANJAR-MAHFUD JANJI BUKA 17 JUTA LAPANGAN KERJA JIKA MENANG PILPRES



JAKARTA- Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berkomitmen menghadirkan 17 juta lapangan kerja baru, jika memenangkan Pilpres 2024. Komitmen ini tertuang dalam visi misi Ganjar-Mahfud yang mengangkat tema 'Menuju Indonesia Unggul Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari'.

Dalam visi misinya, Ganjar-Mahfud ingin memastikan penyerapan angkatan kerja baru setiap tahun. Sehingga diharapkan mengurangi jumlah pengangguran hingga mencapai tingkat penyerapan tenaga kerja optimal, agar semua rakyat cepat dapat kerja.

Komitmen menghadirkan jutaan lapangan pekerjaan baru ini mendapat apresiasi. Pengamat ekonomi Ronny P. Sasmita sangat mungkin terjadi. Sebab, pasangan capres-cawapres yang diusung PDIP ini menargetkan ekonomi Indonesia mengalami kenaikan sampai 7 persen.

"Jika angka 7 persen pertumbuhan ekonomi sulit tercapai, maka angka 17 juta lapangan kerja baru juga akan sulit diwujudkan,” kata Ronny dikonfirmasi, Kamis (2/11).

Ia menekankan, menghadirkan lapangan kerja baru bukan suatu hal yang mudah. Karena itu, perlu memastikan pertumbuhan ekonomi juga berkualitas, seperti lebih banyak terjadi di sektor riil daripada di sektor finansial.

 “Apalagi jika pertumbuhan tersebut kurang berkualitas, misalnya lebih banyak terjadi di sektor finansial ketimbang di sektor riil," tegas Ronny.

Dalam menghadirkan ekonomi unggul, Ganjar-Mahfud juga ingin menciptakan lingkungan usaha yang mendukung pertumbuhan usaha ultra mikro dan UMKM, serta usaha-usaha yang mampu naik kelas secara konsisten melalui penataan dan implementasi regulasi untuk menjamin kepastian hukum serta menempatkan rakyat sebagai pusat dalam kegiatan berusaha. 

Bahkan, Ganjar-Mahfud juga ingin memastikan alokasi kredit perbankan minimal 35 persen untuk koperasi, UMKM, dan perusahaan rintisan diikuti dengan pelatihan serta fasilitasi akses pasar. 

Sehingga, strategi untuk keluar dari middle income trap atau negara dengan berpenghasilan rendah akan secara inklusif, dengan meningkatkan peran koperasi dan UMKM, dukungan usaha baru di seluruh wilayah Indonesia, pemanfaatan infrastruktur, ekonomi digital, pengelolaan ekonomi hijau-biru, serta pertumbuhan industri manufaktur di 7,5-8 persen.

Sementara itu, Ganjar mengungkapkan, dari jumlah angka pengangguran di Indonesia, jumlah pengangguran terdidik cukup mendominasi. Karena itu, konsep pendidikan perlu diubah. 

"Problem pengangguran terdidik ini harus diselesaikan secara komprehensif. Hal yang paling utama adalah dengan memperbaiki kualitas pendidikan kita," ungkap Ganjar saat berdiskusi dengan Najwa Shihab di Universitas Gadjah Mada (UGM), Jogjakarta, Selasa (19/9). 

Ia menegaskan sistem pendidikan di Indonesia harus diubah. Menurutnya, konsep link and match dengan perusahaan harus dilakukan agar 100 persen lulusan bisa mendapatkan pekerjaan. 

"Yang butuh mereka itu kan perusahaan, maka kurikulumnya harus fleksibel. Link and match kurikulum dengan perusahaan mutlak dilakukan agar lulusan sekolah baik SMK, SMA sampai perguruan tinggi tidak menganggur," ucap Ganjar.

Lebih lanjut, Ganjar mencontohkan kurikulum pendidikan di Australia yang mengikuti tren pekerjaan. Ia mengatakan ketika pekerjaan saat ini yang ramai adalah di bidang teknologi, kurikulum pendidikan di negara tersebut akan diarahkan ke sana. 

"Jadi kurikulumnya mengikuti kebutuhan pekerjaan yang ada. Tidak saklek seperti saat ini," papar Ganjar.

Ia juga bercerita saat menjabat Gubernur Jateng sudah memulai hal tersebut. Ganjar mendirikan tiga SMKN Jateng Boarding School yang dikhususkan bagi siswa miskin. Selain itu, ia juga menggandeng perusahaan agar ikut terlibat dalam penyusunan kurikulum dan metode pengajaran. 

"Itu berhasil, 100 persen lulusan SMKN Jateng tidak ada yang menganggur. Mereka ke terima bekerja di Jepang, Korea dan banyak negara serta perusahaan-perusahaan besar lainnya," ucapnya.

Ia menambahkan, setelah pendidikan disiapkan dengan baik, yang harus dilakukan yaitu dengan membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya. Menurutnya, investasi merupakan cara terbaik untuk mewujudkan hal tersebut. 

Tetapi saat ini banyak anak muda yang tidak mau terikat dalam pekerjaan, karena lebih banyak yang justru membuat usaha sendiri. Terkait hal tersebut, ia menuturkan pemerintah harus memfasilitasi dengan menyediakan creative hub. 

"Maka entrepreneurship mesti dibuka lebar-lebar. Creative hub meski disiapkan banyak-banyak dan negara mesti memberikan dukungan untuk itu. Lapangan pekerjaan di digital ekonomi sangat besar dan anak muda kreatif Indonesia sudah banyak yang terjun di dalamnya," pungkasnya.

0 comments:

Post a Comment