Saturday, December 3, 2022

REKAM JEJAK MESRANYA PAK GANJAR PRANOWO KERJASAMA DENGAN AUSTRALIA



SEMARANG- Sederet rangkaian dari proses terjalinnya kerjasama bilateral RI dan Australia di Jawa Tengah (Jateng), tak lepas dari kiprah sosok Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Diketahui sebelumnya Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams menemui Ganjar di Puri Gedeh, Semarang.

Pertemuan keduanya untuk membahas peningkatan kerja sama Jateng dan Australia.

Usai pertemuan, Ganjar mengatakan Jateng dan Australia telah melakukan banyak kerja sama. Salah satunya kerja sama sister province. Kerja sama ini pun menekankan beberapa sektor seperti pendidikan, ekonomi, investasi dan kesehatan.

Contohnya, hubungan kerja sama yang terbangun antara Kota Semarang dengan Brisbane City dan kerja sama pendidikan Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang dengan Griffith University.

"Kita kerja sama dengan Australia banyak ya. Sister province kita kan dengan Queensland, kita sudah membangun beberapa kerja sama, Kota Semarang juga dengan Brisbane, lalu perguruan tinggi UNDIP dengan Griffith University kerja sama di bidang pendidikannya cukup banyak," kata Ganjar usai pertemuan.

Kemudian, penguatan kerja sama di bidang investasi masih terus dilakukan agar hubungan kerja sama yang terjalin semakin kuat.

Selain itu, ada inovasi-inovasi peningkatan kerja sama yang dibangun Ganjar dan disampaikan langsung kepada Dubes Penny. Antara lain di sektor peternakan dengan pengembangan hewan ternak jenis sapi.

Dengan demikian, kata dia, semakin banyaknya kerja sama yang terjalin antara Jawa Tengah dengan Australia dan juga hubungan bilateral Indonesia dan Australia yang terbangun diharapkan bisa menguntungkan kedua negara.

"Sehingga kalau nanti kita ingin mengerjakan banyak hal terkait bilateral, mudah-mudahan suasana emosionalnya jadi lebih dekat. Sehingga di tengah situasi global yang tidak begitu bagus, mudah-mudan hubungan bilateral ini bisa menguntungkan kedua negara," ungkap Ganjar.

Selain itu, Ganjar menyampaikan gagasannya terkait kegiatan olahraga diplomasi atau sport diplomacy. Kegiatan ini bisa berupa olahraga lari, bersepeda dan olahraga lainnya yang diikuti perwakilan negara yang menjalin hubungan kerja sama.

"Ada juga tadi sport, sport diplomacy yang akan jadi menarik. Tapi intinya kita punya komitmen bersama mengembangkan kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Australia," jelas Ganjar.

Sebagai informasi, pada pertemuan itu turut disampaikan progres program kerja sama bilateral yaitu Mitra Pembangunan Indonesia dan Australia (Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT) terkait penyusunan rencana mobilitas perkotaan Kedungsepur, Semarang.

Kemudian, dilakukan penguatan di bidang pertanian antara Promoting Rural Inocmes Through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) dan Australia Indonesia Health Secuity Partnership (AIHSP).

Hal ini untuk meningkatkan kapasitas Indonesia dalam mencegah, mendeteksi dan merespons wabah penyakit menular yang berpotensi mengancam ketahanan kesehatan.

Begitupiun dengan tanaman talas yang kerap dipandang sebelah mata. Namun, siapa sangka tanaman talas ternyata memiliki harga jual yang cukup tinggi, yakni bagian daun yang bisa menjadi bahan baku pengganti tembakau. Bahkan, daun talas beneng asal Jateng pun turut diminati pasar luar negeri atau diekspor ke Australia.

Ganjar pun mendorong agar pengembangan daun talas beneng terus dilakukan pendampingan. Hal itu dikarenakan olahan talas beneng mulai dilirik pasar luar negeri.

Diberitakan sebelumnya, ekspor daun talas beneng dari Jateng sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Bahkan tahun 2021 lalu, total ada sekitar 3,3 ton daun talas beneng asal Jateng yang diekspor ke Australia dengan harga 2 dolar AS per kilogram (kg).

Sekadar informasi, daun talas beneng saat ini memang diminati pasar luar negeri sebagai pengganti tembakau. Bahkan, daun talas disebut-sebut memiliki manfaat lebih baik daripada tembakau karena tidak memiliki kandungan nikotin.

Selain itu, sebelumnya Presiden Jokowi telah membukakan jalan dengan menawarkan investasi baterai kendaraan listrik kepada Australia. Dalam hal ini, Ia mengundang langsung Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.

Disampaikan juga pada acara penutupan KTT B20 di Bali. Saat itu Jokowi mengundang Anthony Albanese untuk bekerja sama di industri baterai kendaraan listrik, karena Indonesia memiliki cadangan nikel dan Australia jadi salah satu produsen litium terbesar di dunia.

Langkah tersebut diambil sebagai strategi pemerintah Indonesia dalam mempercepat ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Selain itu pemerintah juga menilai hal ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.

Indonesia sendiri dilaporkan memiliki 23 persen cadangan nikel dunia, dan telah mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir. Pemerintah telah menargetkan produksi mobil listrik mencapai 600 ribu unit dan 2,45 juta motor listrik pada 2030.

Dengan pengembangan ekosistem kendaraan listrik, Indonesia diprediksi bisa mengurangi 3,8 juta ton emisi karbon. Selain itu Indonesia juga tengah memaksimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga air, tenaga surya, tenaga panas bumi dan tenaga angin.

0 comments:

Post a Comment