SERANG, BANTEN- Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebut pemilih kritis di Indonesia mayoritas menginginkan sosok calon presiden (capres) yang dapat melanjutkan program Presiden Joko Widodo.
Pemilih kritis menurut survei SMRC adalah pemilih yang memiliki telepon genggam, sehingga dinilai lebih memiliki akses ke sumber informasi sosial dan politik serta kritis menilai berbagai persoalan.
Dalam survei yang dilakukan pada 25-28 April 2023, SMRC menemukan bahwa 59 persen pemilih kritis ingin sosok capres yang bisa melanjutkan program Presiden Joko Widodo, 33 persen ini capres mengubah program, dan 8 persen lainnya tidak menjawab.
Sementara, pada survei yang dilakukan 2-5 Mei 2023, SMRC menemukan bahwa 78,8 persen pemilih kritis merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi, 18,1 persen tidak puas, dan 3,1 persen tidak menjawab/tidak tahu.
Menurut Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, preferensi publik terhadap capres yang melanjutkan program berhubungan dengan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi.
Artinya, masyarakat yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi cenderung menginginkan capres yang bisa melanjutkan program mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Kami melakukan cross tabulasi tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi, dengan preferensi terhadap calon presiden, ternyata ada asosiasi yang signifikan," kata Deni Irvani di Jakarta, Selasa (9/5/2023).
"Sehingga, ini menghasilkan nilai elektoral bagi calon yang mengusung tema keberlanjutan dibanding calon yang mengusung tema perubahan," ungkap Deni.
Masih dalam hasil survei itu, SMRC menemukan bahwa 58 persen pemilih kritis menilai bakal capres dari PDIP, Ganjar Pranowo, akan melanjutkan program Presiden Jokowi apabila menang di Pilpres 2024.
Namun, ada pula 22 pemilih kritis yang meyakini Ganjar Pranowo akan mengubah program Presiden Jokowi, serta 25 persen lainnya tidak tahu atau tidak menjawab.
Gubernur Jawa Tengah itu lebih unggul untuk melanjutkan program Presiden Jokowi dibandingkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Lalu, penilaian pemilih kritis terhadap Prabowo Subianto adalah 36 persen yakin melanjutkan program Presiden Jokowi, 39 persen menilai akan mengubah, dan 25 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Sementara, mayoritas responden menilai Anies Baswedan akan mengubah kebijakan atau program Presiden Jokowi jika menang di Pilpres 2024.
Sebanyak 47 persen meyakini Anies akan mengubah program Presiden Jokowi, 27 persen menilai akan melanjutkan, dan 26 persen sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.
Selain itu, dalam simulasi head to head atau dua nama, Ganjar Pranowo mendapatkan dukungan pemilih kritis sebanyak 42,2 persen, sedangkan Prabowo Subianto 41,9 persen.
0 comments:
Post a Comment